Hukum Bacaan Idhar Dibaca: Penjelasan Lengkap dan Contoh

Hukum Bacaan Idhar Dibaca: Penjelasan Lengkap Dan ContohSource: bing.com

Apa itu Hukum Bacaan Idhar Dibaca?

Hukum bacaan idhar dibaca merupakan salah satu dari enam hukum bacaan dalam ilmu tajwid. Hukum ini berkaitan dengan pengucapan huruf nun dan mim mati atau tanwin ketika bertemu dengan huruf ba. Hukum bacaan idhar dibaca secara harfiah artinya adalah “membaca secara jelas”. Dalam konteks tajwid, hukum ini mengharuskan pembaca untuk mengucapkan huruf nun atau mim mati/tanwin ketika bertemu dengan huruf ba dengan jelas dan tidak terdengar bersatu.

Penjelasan Lebih Detail tentang Hukum Bacaan Idhar Dibaca

Hukum bacaan idhar dibaca dikenal dengan dua macam yaitu idhar syafawi dan idhar hakiki. Idhar syafawi adalah ketika huruf ba diikuti oleh nun mati atau tanwin diikuti oleh huruf ba lainnya. Sedangkan idhar hakiki adalah ketika huruf ba diikuti oleh mim mati atau tanwin diikuti oleh huruf ba lainnya.Dalam hukum bacaan idhar dibaca, pembaca harus mengucapkan huruf nun atau mim mati/tanwin dengan jelas sehingga tidak terdengar bersatu dengan huruf ba. Jadi, ketika membaca ayat Al-Quran yang mengandung huruf nun mati atau tanwin diikuti oleh huruf ba, pembaca harus membaca huruf nun atau mim mati/tanwin terpisah dengan huruf ba. Contohnya pada ayat Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 3:هذا الكتاب لا ريب فيه هدى للمتقينKata “laa” pada ayat tersebut mengandung huruf nun mati yang diikuti oleh huruf ba. Oleh karena itu, ketika membaca ayat tersebut, pembaca harus membaca huruf nun mati terpisah dengan huruf ba sehingga terdengar jelas.Ada beberapa aturan yang harus diperhatikan ketika menerapkan hukum bacaan idhar dibaca. Pertama, pembaca harus mengucapkan huruf nun atau mim mati/tanwin dengan jelas dan tidak terdengar bersatu dengan huruf ba. Kedua, pembaca harus mengucapkan huruf nun atau mim mati/tanwin dengan suara yang keras dan diikuti dengan jeda yang cukup sehingga terdengar jelas dan terpisah dari huruf ba.

BACA JUGA  Bacaan Sholat Subuh Qunut: Keutamaan, Tata Cara, dan Makna

Contoh Penggunaan Hukum Bacaan Idhar Dibaca

Beberapa contoh penggunaan hukum bacaan idhar dibaca dalam ayat Al-Quran antara lain:1. Surat Al-Baqarah ayat 3: هذا الكتاب لا ريب فيه هدى للمتقينKata “laa” pada ayat tersebut mengandung huruf nun mati. Oleh karena itu, pembaca harus membaca huruf nun mati terpisah dengan huruf ba sehingga terdengar jelas.2. Surat Al-Baqarah ayat 263: قَوْلٌ مَّعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌKata “ma’ruf” pada ayat tersebut mengandung huruf mim mati. Oleh karena itu, pembaca harus membaca huruf mim mati terpisah dengan huruf ba sehingga terdengar jelas.3. Surat An-Nisa ayat 86: وَإِذَا حُيِّيتُم بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًاKata “tahiyyat” pada ayat tersebut mengandung huruf nun mati. Oleh karena itu, pembaca harus membaca huruf nun mati terpisah dengan huruf ba sehingga terdengar jelas.

Kesimpulan

Hukum bacaan idhar dibaca merupakan salah satu dari enam hukum bacaan dalam ilmu tajwid. Hukum ini berkaitan dengan pengucapan huruf nun dan mim mati atau tanwin ketika bertemu dengan huruf ba. Dalam hukum bacaan idhar dibaca, pembaca harus mengucapkan huruf nun atau mim mati/tanwin dengan jelas sehingga tidak terdengar bersatu dengan huruf ba.Contoh penggunaan hukum bacaan idhar dibaca dalam ayat Al-Quran antara lain pada Surat Al-Baqarah ayat 3, Surat Al-Baqarah ayat 263, dan Surat An-Nisa ayat 86. Dengan memahami hukum bacaan idhar dibaca, pembaca dapat membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai dengan aturan tajwid. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *